CALIFORNIA - Selama ini, Amerika Serikat selalu mendominasi posisi 'jagoan' di setiap film atau game perang yang melibatkan negara adikuasa itu. Banyak film dan game yang dibuat seolah-olah AS selalu menjadi pasukan perdamaian yang membasmi musuh-musuhnya, termasuk pasukan negara lain.

Tapi, Electronic Arts mencoba membalikkan keadaan tersebut. Lewat game Medal of Honor yang akan diluncurkannya, EA memungkinkan gamer menjadi anggota pasukan Taliban untuk menghancurkan AS. Di game tersebut mungkin saja anggota keluarga tentara AS yang menjadi korban dalam perang Afganistan melampiaskan kemarahan kepada AS.

Gamer akan berada di posisi tentara Taliban akan melawan tentara Koalisi yang dipimpin AS. Skenario yang dikembangkan dalam game First Person Shooting (FPS) itu diharapkan dapat membangkitkan kembali game perang yang sempat mengalami kelesuan beberapa tahun terakhir.

Medal of Honor yang pengembangannya melibatkan sutradara terkenal, Steven Spielberg tersebut rencananya akan dirilis pada 12 Oktober 2010.

Namun, sejumlah kritikus game mengatakan, langkah yang dilakukan EA hanyalah sebuah sensasi dan keputusasaan karena kekalahan game tersebut dari pesaingnya Call of Duty (CoD). Persaingan kedua game ini diperkirakan akan semakin memanas mengingat CoD juga akan mengeluarkan seri terbarunya pada November mendatang. Demikian dilansir Newscom, Jumat (20/8/2010).

Dalam sebuah pernyataan, Electronic Arts mempertahankan posisinya dan menyatakan, dalam multiplayer setup, tentara berperang melawan pasukan Taliban dan dalam Medal of Honor, mereka akan memberi gamer kesempatan untuk bermain di posisi kedua belah pihak.

"Kebanyakan dari kita telah melakukannya, jika ada seorang polisi, tentunya ada seorang yang harus menjadi perampok," tulis EA.

"Jadi para keluarga yang anaknya menjadi korban perang AS tentunya akan menyaksikan ini dan memainkan game ini," tulis EA. (ugo)